BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 11 Maret 2009

Kualitas Pendidikan Ditentukan Semangat Belajar

Senin, 09 February 2009

Kualitas Pendidikan Ditentukan Semangat Belajar

Agam, Singgalang
Upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Sumatra Barat, saat ini sangat ditentukan oleh semangat belajar dan dorongan pihak keluarga. Sementara dari pemerintahan Provinsi Sumbar, berbagai program pendorong pendidikan telah tersedia.
Lebih dari itu, bagi pelajar Sumbar yang berminat mendalami ilmu Agama Islam, Pemprov. Sumbar telah menyediakan beasiswa untuk berangkat ke Timur Tengah.
“Bukan hanya beasiswa, kalau ke Universitas Al Azhar, Kairo, Pemprov juga menyiapkan asrama di sana. Bangunannya cukup bagus, berlantai empat dan mampu menampung hampir 500 mahasiswa,” kata Ketua DPRD Sumbar, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan tahap II Pondok Pesantren H. Abdul Karim Syuaib, di Jorong Guguak Randah, Kenagarian Guguak Tabek Sarojo, Kab. Agam, Minggu (8/2).


Dikatakan Leonardy, pendidikan berbasiskan Islam seperti pesantren, aliyah atau madrasah, merupakan jenis pendidikan yang diharapkan mampu mendorong tercapainya visi Provinsi Sumbar, yaitu menjadi provinsi terkemuka berdasarkan sumber daya manusia yang berkualitas dan agamais.
Masyarakat juga diharapkan untuk mengubah pola pandangnya terhadap pendidikan jenis tersebut. “Madrasah, aliyah atau pesantren sekarang bukanlah institusi pendidikan yang hanya mampu mencetak ulama, tetapi juga mencetak para intelektual. Bahkan sejarah membuktikan kalau keluaran pesantren cukup banyak yang menjadi orang hebat, seperti Adam Malik atau tokoh nasional, Hamka,” ulas Leonardy.

Kurikulum terpadu
Pondok Pesantren H. Abdul Karim Syuaib, di Jorong Guguak Randah, Kenagarian Guguak Tabek Sarojo, Kab. Agam, ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Sempat vakum selama dua tahun, tahun 2000-2002 namun sekarang kembali menggeliat dan memiliki cukup banyak santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Pimpinan Ponpes tersebut, H. Abu Bakar Siddiq, semua itu terjadi karena Ponpes yang dipimpinnya mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Guguak Randah. Kemudian kurikulum yang diterapkan, merupakan bentuk kurikulum terpadu, yakni gabungan dari pelajaran umum yang diajarkan di sekolah-sekolah umum dan pelajaran agama Islam. Sehingga santri di sana, selain mampu mengikuti pelajaran umum, juga bisa mendalami agama Islam.


Sarana pendidikan di sana, bisa dikatakan cukup lengkap. Selain ruang belajar dan labor, juga disediakan asrama putri. Sedangkan tenaga pendidik, merupakan guru-guru yang berasal dari tamatan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
“Tenaga pendidik berjumlah 37 orang. Semuanya tamatan S1 dan S2. Enam orang di antaranya merupakan sarjana tamatan dari Timur Tengah,” sebut Abu Bakar.
Pengembangan pesantren ke depan, masih membutuhkan biaya cukup besar, diperkirakan mencapai Rp800 juta. Terkait itu, Ketua DPRD Sumbar, H. Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, dalam kesempatan tersebut membantu upaya pengembangan pesantren sebesar Rp10 juta. 308

0 comments: